zamzamumroh.id – Sejarah Panjang Masjidil Haram di Makkah, Masjidil Haram di Makkah adalah tempat paling suci bagi umat Islam di seluruh dunia. Di sinilah Ka’bah berdiri megah sebagai pusat arah kiblat bagi setiap muslim yang menunaikan salat.
Namun, tahukah Anda bahwa Masjidil Haram yang kita kenal hari ini telah melalui perjalanan panjang dan berbagai tahap perluasan besar selama lebih dari 1.400 tahun?
Awal Pembangunan di Masa Rasulullah ﷺ
Pada masa Rasulullah ﷺ, Masjidil Haram masih berupa area terbuka sederhana di sekitar Ka’bah. Dindingnya rendah, tanpa kubah, dan lantainya masih berupa tanah.
Seiring dengan bertambahnya jumlah umat Islam, kebutuhan untuk memperluas area ibadah mulai terasa. Karena itu, Khalifah Umar bin Khattab r.a. menjadi sosok pertama yang memulai perluasan Masjidil Haram dengan membeli rumah-rumah di sekeliling Ka’bah.
Langkah ini menjadi awal dari sejarah besar perluasan rumah Allah yang suci ini.
Masa Khalifah Utsman dan Dinasti Awal Islam
Setelah masa Khalifah Umar, pembangunan dilanjutkan oleh Khalifah Utsman bin Affan r.a. Beliau memperindah dan memperluas bangunan masjid dengan menggunakan batu ukir. Selain itu, bagian beratap ditambahkan untuk melindungi jamaah dari panas.
Kemudian, di masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, perluasan terus berlanjut. Mereka menambahkan elemen arsitektur Islam klasik seperti lengkungan, kubah, dan tiang marmer yang megah.
Perkembangan di Era Kekhalifahan Utsmaniyah (Ottoman)
Ketika kekuasaan berpindah ke tangan Dinasti Utsmaniyah, Masjidil Haram mengalami pembaruan besar. Para sultan menambahkan kubah indah, memperkokoh dinding, serta menghiasi bagian dalam masjid dengan kaligrafi Islami yang menakjubkan.
Gaya khas arsitektur Turki Utsmani masih bisa kita lihat pada beberapa bagian lama Masjidil Haram hingga kini. Dengan begitu, keindahan dan nilai sejarahnya tetap terjaga.
Modernisasi di Era Raja-Raja Saudi
Memasuki abad ke-20, modernisasi Masjidil Haram dimulai di bawah kepemimpinan Raja Abdulaziz Al Saud, pendiri Kerajaan Arab Saudi. Pada tahun 1955, perluasan besar-besaran dilakukan untuk pertama kalinya di era modern.
Pembangunan ini kemudian dilanjutkan oleh Raja Saud, Raja Faisal, dan Raja Khalid. Selanjutnya, di masa Raja Fahd, proyek modernisasi mencapai puncaknya. Lantai atas ditambahkan, sistem pencahayaan serta pendingin udara diperbarui, dan area tawaf diperluas agar dapat menampung jutaan jamaah haji dan umrah setiap tahun.
Kesimpulan
Dari masa Rasulullah ﷺ hingga kini, Masjidil Haram telah melalui proses panjang yang mencerminkan kecintaan umat Islam terhadap rumah Allah. Setiap generasi berkontribusi untuk menjaga dan memperindah tempat ini agar menjadi simbol keagungan, persatuan, dan kenyamanan bagi seluruh umat Islam.
Pada masa pemerintahan Raja Abdullah bin Abdulaziz, proyek Perluasan Masjidil Haram terbesar dalam sejarah dimulai. Area baru seluas lebih dari 300.000 meter persegi dibangun, dilengkapi dengan eskalator, sistem audio canggih, dan fasilitas ramah penyandang disabilitas. Semua ini dilakukan agar jamaah dapat beribadah dengan lebih nyaman dan khusyuk.
Kini, di bawah kepemimpinan Raja Salman bin Abdulaziz dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, proyek perluasan masih berlanjut dengan sentuhan teknologi modern. Rencana besar ini mencakup peningkatan kapasitas hingga lebih dari dua juta jamaah, dengan sistem transportasi bawah tanah, area shalat baru, serta pendingin raksasa yang menjaga suhu tetap nyaman bahkan di tengah panas Makkah.
Setiap tahap perluasan Masjidil Haram bukan hanya bukti kemajuan teknologi dan arsitektur Islam, tetapi juga cerminan kecintaan umat Islam kepada rumah Allah. Dari zaman Rasulullah hingga era modern, setiap generasi berusaha menjaga dan memperindah tempat ini agar menjadi simbol keagungan dan persaudaraan umat Islam di seluruh dunia.Kini, ketika jamaah Zam Zam Tour menjejakkan kaki di pelataran Masjidil Haram, mereka tak hanya melihat bangunan megah, tapi juga merasakan sejarah panjang perjuangan umat untuk menjaga kesucian dan kenyamanan Baitullah.